Bayi Gemuk Apakah Selalu Sehat?

Bayi Gemuk Apakah Selalu Sehat?
Ilustrasi bayi gemuk. Credits: Freepik

Bagikan :


Bayi gemuk memang terlihat menggemaskan. Pipinya yang tembam dan tubuhnya yang berisi sering kali dikaitkan dengan pertumbuhan yang optimal.

Tak jarang, bayi yang gemuk juga dianggap sebagai bayi yang sehat dan berkembang dengan baik. Namun, apakah benar bayi gemuk selalu sehat?

 

Benarkah Bayi Gemuk itu Sehat?

Bayi mengalami pertumbuhan yang cepat pada beberapa bulan pertama kehidupannya. Kenaikan berat badan yang cepat sering dianggap normal. Pada usia 6 bulan hingga 1 tahun, bayi mungkin terlihat gemuk dan menggemaskan. Ini karena tubuh mereka menyimpan cadangan lemak untuk mendukung perkembangan otak dan fisik.

Secara umum, bayi yang lebih besar memang terlihat lebih kuat dan tahan terhadap penyakit. Namun, itu tidak berarti bahwa bayi yang tidak tampak gemuk berarti tidak sehat. 

Meskipun peningkatan berat badan merupakan bagian perkembangan bayi yang normal, penambahan berat badan yang berlebihan juga perlu mendapatkan perhatian. Bayi yang terlalu gemuk mungkin lebih rentan terhadap masalah kesehatan di kemudian hari, seperti obesitas, diabetes, dan masalah jantung.

Hal utama yang perlu diperhatikan adalah berat badan bayi sesuai dengan kurva pertumbuhan. Jika berat badan bayi sesuai dengan kurva pertumbuhan pada buku KMS (Kartu Menuju Sehat), berarti bayi dikatakan sehat dan telah mendapatkan asupan nutrisi yang optimal.  

Baca Juga: Cara Mencegah Obesitas pada Anak-Anak

 

Faktor yang Memengaruhi berat badan bayi

Ada beberapa faktor yang memengaruhi berat badan bayi, antara lain:

Genetik

Faktor genetik memainkan peran penting dalam pertumbuhan bayi, termasuk penambahan berat badan. Jika orang tua secara genetik cenderung bertubuh gemuk, kemungkinan besar bayi akan mengikuti pola pertumbuhan serupa.

Asupan selama kehamilan

Asupan makanan selama kehamilan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan berat badan bayi. Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti protein, vitamin, dan mineral penting untuk perkembangan bayi baik sebelum dan sesudah dilahirkan.

Asupan kalori yang tidak cukup menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, sementara asupan kalori berlebihan bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan lebih besar dari rata-rata.

Asupan makanan

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi dapat membantu mengurangi risiko obesitas. ASI mengandung nutrisi seperti protein, lemak, dan karbohidrat yang penting untuk memenuhi kebutuhan bayi yang sedang berkembang.

Sedangkan susu formula sering kali mengandung lebih banyak kalori dibandingkan ASI. Jika bayi mengonsumsi susu formula dalam jumlah yang banyak daripada yang diperlukan, maka penambahan berat badan berlebih mungkin terjadi.

Aktivitas fisik

Bayi yang mulai belajar bergerak dan lebih aktif, seperti merangkak atau berjalan cenderung membakar lebih banyak kalori dan memiliki tubuh yang proporsional seiring pertumbuhannya.

Baca Juga: Dampak Negatif Jika Anak Mengalami Obesitas

 

Kapan Perlu Khawatir Akan Berat Badan Bayi?

Meskipun bayi gemuk sering dianggap normal, Anda perlu memperhatikan berat badan bayi tetap dalam kisaran yang sehat. Ini bisa diketahui melalui kurva pertumbuhan berdasarkan standar WHO yang dapat membantu memantau perkembangan bayi.

Apabila bayi tumbuh terlalu cepat atau memiliki berat badan yang melebihi kurva normal, maka penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak dan mendapatkan panduan yang tepat. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan Ai Care dengan mengunduh aplikasinya melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar kehamilan, menyusui, kesehatan wanita dan anak-anak? Cek di sini, ya!

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Nadia Opmalina
Last Updated : Selasa, 17 September 2024 | 15:33